KOPERASI, DEPOSITO,
TABUNGAN, ATAU SAHAM ?
(cerita dari kunjungan
kerja ke Samarinda)
![]() |
Gambar : google image |
Tentu saja tingkat imbal hasil investasi di KOPKAR sebesar 10,88% itu
jauh lebih tinggi (lebih menguntungkan) dibandingkan dengan apabila disimpan di
bank dalam bentuk Deposito dengan bunga 4,25% s.d. 6% atau Tabungan denga bunga
0% s.d. 2%.
Dengan
angka inflasi tahun 2016 yang sebesar 3,02%, maka tingkat imbal hasil di KOPKAR
masih sangat bagus, selisih untungnya masih sekitar 7,86%. Jika dibandingkan dengan
bunga Deposito, selisih untungnya hanya 1,23% s.d. 2,98%, bahkan kalau dengan bunga
Tabungan, tentu saja Bu Jelita malah merugi -3,02% s.d. -1,02%.
Oleh
karena itu, Bu Jelita ketika dapat warisan berupa uang sebesar Rp100 juta dari
orangtuanya pada bulan Februari 2017 kemaren, memilih menyimpan kembali dananya
di KOPKAR sebagai penyertaan modal usaha, daripada disimpan di bank dalam
bentuk Deposito atau Tabungan.
Bu
Jelita berharap kinerja usaha KOPKAR tahun ini dapat tetap bertahan seperti
sekarang ini atau bahkan lebih baik lagi. Dengan asumsi angka inflasi tahun
2017 sama dengan tahun 2016 sebesar 3,02%, maka return investasi yang akan
diperoleh Bu Jelita pada akhir tahun buku 2017 (jika besaran SHU sama dengan
tahun 2016) di KOPKAR, berikut ini :
Data
perhitungan di atas menunjukan bahwa di KOPKAR, uang simpanan Bu Jelita yang
sebesar Rp100 juta akan menjadi Rp109.792.000,00 di akhir tahun 2017, dan
setelah direduksi dengan inflasi, maka secara valuasi (nilai) ekuitas Bu Jelita
adalah se-nilai Rp106.476.281,60, masih tumbuh Rp6.476.281,60.
Coba
kita hitung jika uang Bu Jelita di-Deposito-kan di bank yang return-nya sekitar
4,75%, berapa pertumbuhan ekuitas Bu Jelita, berikut ini :
Data
perhitungan di atas menunjukan bahwa jika di-Deposito-kan di bank, uang
simpanan Bu Jelita yang sebesar Rp100 juta akan menjadi Rp104.275.000,00 di
akhir tahun 2017, dan setelah direduksi dengan inflasi, maka secara valuasi
(nilai) ekuitas Jelita adalah se-nilai Rp101.125.895,00, tumbuh hanya Rp1.125.895,00.
Pertumbuhan tersebut jauh di bawah KOPKAR yang sebesar Rp6.476.281,60.
Kemudian
kita hitung jika di-Tabungan-kan di bank yang return-nya sekitar 0,85%, berapa
pertumbuhan ekuitas Bu Jelita, berikut ini :
Data
perhitungan di atas menunjukan bahwa jika di-Tabungan-kan di bank, uang
simpanan Bu Jelita yang sebesar Rp100 juta hanya akan menjadi Rp100.765.000,00
di akhir tahun 2017, dan setelah direduksi dengan angka inflasi, maka secara
valuasi (nilai) ekuitas Bu Jelita adalah se-nilai Rp97.721.897,00. Berkurang
(minus) sebesar Rp2.278.103,00. Bu Jelita malah merugi.
Dari
gambaran di atas, tentu saja KOPKAR yang paling menguntungkan jika dibandingkan
dengan Deposito atau Tabungan. Namun andai saja Bu Jelita mau menyimpannya
dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dengan angka rata-rata
return Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 10 tahun terakhir (2007-2016) yang
sebesar 19,34%, tentu saja return investasi yang bisa didapat Bu Jelita akan
lebih tinggi lagi. Namun hingga saat ini Bu Jelita bilang, katanya belum berani
menanggung resiko lebih jauh dengan investasi di saham. Mudah-mudahan setelah
membaca tulisan ini, Bu Jelita berubah pikiran.
Demikian,
mudah-mudahan bermanfaat.
Hi,
ReplyDeletePerkenalkan nama saya Siti, Saya adalah manager development dari ForexMart. Kami melihat website anda dan kami tertarik umendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda.
Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke kontak saya dibawah ini.
Sincerely
Siti
Business Development
ForexMart www.forexmart.com
siti@forexmart.com
Skype – siti_0623
WA - +62 821-1275-7858