Monday, November 5, 2018

Laundry


LAUNDRY

Pria berusia sekitar 40 tahun itu sudah sejak lama membuka usaha berupa jasa pencucian pakaian (laundry). Bersama-sama dengan istrinya dia punya beberapa gerai laundry di berbagai lokasi, dan salah satu gerai-nya itu terletak di tepi jalan raya sebuah kelurahan di Kota Bogor.

Meski lokasinya hanya terletak di tepi jalan raya sebuah kelurahan, namun ternyata laundry yang dikelolanya biasa mendapatkan order cucian rata-rata sebanyak 80 kg/hari. Dengan tarif cuci Rp7.000/kg, maka omzet yang dia dapatkan sejumlah Rp560.000/hari, atau dalam sebulan (30 hari) sebanyak 2.400 kg senilai Rp16.800.000. 

Gambar : google image
Dan karena hal itu cukup menarik (untuk dianalisa), maka hayuk kita urai di sini. Siapa tahu ada salah satu dari kita yang hendak mencobanya sebagai usaha tambahan untuk menutupi defisit neraca bulanan (rumah tangga) hehe........ ;

A.  Belanja Modal
1.  SIUP dan TDP dari Disperindag 1 kali                          : gratis (seharusnya)
2.  Mesin cuci kapasitas 8 kg 3 unit @Rp5.500.000            : Rp16.500.000.
3.  Mesin pengering kapasitas 8 kg 1 unit @Rp5.500.000   : Rp5.500.000.
4.  Setrika 2 unit @Rp250.000                                        : Rp500.000.
5.  Timbangan digital 1 unit @Rp250.000                         : Rp250.000.
6.  Neon box reklame 1 unit @Rp500.000                        : Rp500.000.
7.  Ember, rak pakaian, hanger, meja setrika, dan lain-lain : Rp2.500.000.
8.  Cetak brosur/pamflet promosi                                     : Rp250.000.
9.  Sewa tempat/ruko 1 tahun                                         : Rp30.000.000.
Jumlah                                                                     : Rp56.000.000.

B.  Belanja Kegiatan Bulanan
1.  Listrik PLN                                                                : Rp1.500.000.
2.  Air PDAM                                                                : Rp600.000.
3.  Detergen, pewangi, pelembut,                                    : Rp1.000.000.
4.  Gaji pegawai 1 orang                                                 : Rp2.500.000.
5.  Upah setrika 2.400 kg @Rp1.000                               : Rp2.400.000.
Jumlah                                                                     : Rp8.000.000.

C.  Revenue Bulanan
2.400 kg cucian @Rp7.000                                            : Rp16.800.000.

Dengan merujuk angka-angka hitungan di atas, maka pendapatan bersih yang diraih sejumlah (Rp16.800.000 – Rp8.000.000) = Rp8.800.000/bulan, sehingga dalam setahun bisa mencapai sejumlah (12 bulan x Rp8.800.000) = Rp105.600.000.

Dan karena belanja modal kita sejumlah Rp56.000.000, maka keuntungan bersih yang diraih pada tahun pertama sejumlah (Rp105.600.000 – Rp56.000.000) = Rp49.600.000, atau Rp4.133.333/bulan. Apakah angka keuntungan sejumlah itu terbilang besar/kecil/cukup/kurang, tentu saja relatif.
Lalu bagaimana dengan tahun kedua, berapa keuntungan bersih yang bisa didapat? Pada tahun kedua ini kita tidak lagi belanja mesin dan peralatan lainnya karena kondisi mesin adan peralatan lainnya yang dibeli tahun sebelunya masih bagus, sehingga belanja modal kita hanya berupa sewa tempat/ruko saja sejumlah Rp30.000.000.

Dan karena itu pula maka hitungan keuntungan bersihnya pun jadi begini :

A.  Belanja Modal
Sewa tempat/ruko 1 tahun                                             : Rp30.000.000.

B.  Belanja Kegiatan Bulanan
1.  Listrik PLN                                                                : Rp1.500.000.
2.  Air PDAM                                                                : Rp600.000.
3.  Detergen, pewangi, pelembut,                                    : Rp1.000.000.
4.  Gaji pegawai 1 orang                                                 : Rp2.500.000.
5.  Upah setrika 2.400 kg @Rp1.000                               : Rp2.400.000.
Jumlah                                                                     : Rp8.000.000.

C.  Revenue Bulanan
2.400 kg cucian @Rp7.000                                            : Rp16.800.000

Pendapatan bersih yang didapat masih tetap sejumlah (Rp16.800.000 – Rp8.000.000) = Rp8.800.000/bulan, atau Rp105.600.000/tahun. Namun karena belanja modal tahun kedua ini hanya sejumlah Rp30.000.000, maka keuntungan bersih yang didapat mengalami kenaikan menjadi sejumlah (Rp105.600.000 – Rp30.000.000) = Rp75.600.000/tahun, atau Rp6.300.000/bulan.

O yah........jika kita ingin dapat keuntungan bersih bulanan/tahunan lebih banyak, ya tingkatkan saja kapasitas cuciannya, jangan hanya 80 kg/hari. usahakan bisa mencapai 200 kg/hari atau bahkan lebih. Dan itu bisa dicapai jika kita membukanya di lokasi yang tepat, misalnya di dekat komple perumahanyang padat penduduk (lebih baik lagi kalau penduduknya malas nyuci sendiri di rumah), atau di dekat kampus perguruan tinggi.

Boleh percaya boleh tidak, namun jika kita memang punya dana idle sekitar Rp60an juta, daripada disimpan di bank dengan return yang tidak seberapa, lebih baik dipakai untuk mencoba usaha jasa laundry.

Begitu pun, jika kita berniat kuat untuk mencobanya namun ternyata belum punya modal, maka datanglah ke “KOPKAR” tempat kita kerja, utarakan maksud kita, insya alloh kalau dana hanya segitu mah diproses segera, biasanya bisa cair tidak sampai seminggu lamanya, tanpa jaminan pula.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

3 Comments

  1. bisa menjadi acuan sederhana dalam mata kuliah feasibility studies (analisis kelayakan industri).. sukses terus pak andirerei

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah-mudahan bermanfaat, da terima kasih oom Jihad alif

      Delete
  2. sangat mendetail sekali artikelnya pak andirerei

    Salam Hangat
    SobatLH

    ReplyDelete