Wednesday, February 24, 2016

Commodity Channel Index

COMMODITY CHANNEL INDEX (CCI)

Satu dari sekian indikator dalam analisis teknikal pada trading saham adalah Commodity Channel Index disingkat CCI. Dalam penggunaannya CCI ini merupakan indikator sejenis oscillator yang awalnya untuk mengukur tingkat kejenuhan harga, baik itu jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold). Namun dalam prakteknya, CCI biasa digunakan juga untuk menunjukan arah trend.

Gambar : google image
Dalam trading saham, biasanya CCI dibagi ke dalam 3 (tiga) area, seperti gambar berikut ini :



1.  Area Jenuh Jual (Oversold)
CCI area jenuh jual (oversold) ketika garis CCI berada di bawah angka -100. Pada area ini kondisi sudah jenuh jual sehingga akan terjadi pembalikan arah harga. Namun dalam kenyataannya, kadang-kadang pergerakan harga di area ini malah cenderung semakin menurun (strong bearish) sebelum akhirnya naik.

2.  Area Tengah
CCI area tengah ketika garis CCI berada diantara angka -100 dan 100. Area tengah ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu area antara angka -100 dan 0 serta area antara angka 0 dan 100. Dalam trend naik, pada area antara angka -100 dan 0 terjadi pembalikan arah harga (bulish reversal), dan pada area antara angka 0 dan 100 pergerakan harga memasuki trend naik yang makin menguat (bullish continues). Dalam trend turun, pada area antara angka 100 dan 0 terjadi pembalikan arah harga (bearish reversal), dan pada area antara angka 0 dan -100 pergerakan harga memasuki trend turun yang makin menguat (bearish continues).

3.  Area Jenuh Beli (Overbought)
CCI area jenuh beli (overbought) ketika garis CCI berada diatas angka 100. Pada area ini kondisi sudah jenuh beli sehingga akan terjadi pembalikan arah harga. Namun dalam kenyataanya, kadang-kadang pergerakan harga di area ini malah cenderung semakin naik (strong bullish) sebelum akhirnya turun.   

Garis angka -100, garis angka 0 dan garis angka 100 merupakan support dan resisten ketika garis CCI bergerak diantara kedua batas area. Garis angka 0 adalah support dan resisten utama. Garis angka -100 atau garis angka 100 adalah pembeda trend. Misalnya garis CCI sedang bergerak diantara garis angka 0 dan garis angka 100, maka garis angka 0 adalah support dan garis angka 100 adalah resisten.

Periode CCI default adalah 20, namun demikian periode tersebut dapat disesuaikan dengan time frame yang diinginkan, misalnya periode 9 atau 14 (jangka pendek) atau periode 50 (jangka menengah).

Bahwa selain digunakan untuk mengetahui tingkat kejenuhan harga, CCI biasa digunakan juga sebagai signal entry (BUY) atau exit (SELL). Beberapa signal entry atau signal exit dengan indiaktor CCI seperti gambar berikut :



1.  Entry (BUY) jika :

a. Garis CCI memotong dari bawah ke atas garis angka -100 (buy low sell high), dengan asumsi bahwa harga telah berbalik arah dari area jenuh jual (oversold) dan selanjutnya harga akan naik (bullish reversal)


b. Dalam trend naik yang berkelanjutan, entry BUY selanjutnya (average up) dapat dilakukan pada saat garis CCI kembali memotong dari bawah ke atas garis angka 0 dan dari bawah ke atas garis angka 100 (buy high sell higher).

  
c. Dalam trend turun, jika garis CCI memantul kembali ke atas ketika menyentuh garis angka -100, atau garis angka 0, atau garis angka 100, dengan asumsi bahwa penurunan harga terhenti dan berbalik arah melanjutkan penguatannya kembali.


  
2.  Exit (SELL) jika :
a.  Garis CCI di atas garis angka 100 lalu memotong dari atas ke bawah garis angka 100, dengan asumsi bahwa harga telah berbalik arah dari area jenuh beli (overbought) dan selanjutnya harga akan turun. Dalam hal garis CCI sudah berada di atas garis angka 100 tetapi masih terus naik, maka SELL jika garis CCI berbalik arah ke bawah.


b. Garis CCI berada diantara garis angka 0 dan garis angka 100 lalu memotong dari atas ke bawah garis angka 0, dengan asumsi bahwa trend kenaikan harga telah terhenti dan selanjutnya terjadi pembalikan arah trend kembali ke trend turun (bearish).


c. Garis CCI berada diantara garis angka 0 dan garis angka -100 lalu memotong dari atas ke bawah garis angka -100, dengan asumsi bahwa harga telah berbalik arah memasuki fase strong bearish.


Note :
Jika entry pada saat garis CCI menembus ke atas garis angka -100/0/100 maka exit jika garis CCI kembali menembus ke bawah angka -100/0/100. Jika trend naik terus berlanjut dan garis CCI menembus ke atas garis angka 0/100 maka exit pada saat garis CCI menembus ke bawah garis angka 0/100. 


Dalam penggunaannya sebaiknya digunakan 2 (dua) periode CCI yang satu sama lain saling mendukung, misalnya periode 14 dengan periode 50. Hal ini digunakan untuk memperkirakan sampai sejauh mana suatu trend berlangsung, misalnya ketika garis CCI periode 14 telah menembus ke atas garis angka -100 tetapi garis CCI periode 50 masih di bawah garis angka -100, maka jangka pendek terjadi penguatan kenaikan harga namun dalam jangka menengah masih dalam fase bearish.

Dengan kondisi seperti itu bisa saja garis CCI periode 14 yang telah menembus ke atas garis angka -100 turun kembali ke bawah garis angka -100. Demikian pula ketika CCI periode 14 telah menembus ke atas garis angka -100 dan garis CCI periode 50 pun telah menembus ke atas garis angka -100, maka jangka pendek diasumsikan terjadi penguatan harga yang diikuti dengan penguatan harga dalam jangka menengah.

Agar dapat lebih efektif, pengunaan CCI sebaiknya disertai juga dengan penggunaan indikator lain, terutama indikator volume. Penembusan garis angka -100, garis angka 0, dan garis angka 100 yang disertai dengan volume di atas rata-rata hariannya, maka signal yang dihasilkan semakin kuat.

Dalam beberapa kejadian, garis CCI menunjukkan terjadinya divergensi dengan arah gerak harga. Jika gerak harga menurun (lower low), namun garis CCI naik (higher low) seperti gambar di bawah ini, maka divergensi tersebut dapat diartikan sebagai akumulasi atau signal bullish yang artinya harga akan segera naik dan berbalik arah dari trend turun ke trend naik.


Begitu pun sebaliknya, jika gerak harga naik (higher low), namun garis CCI turun (lower low) seperti gambar di bawah ini, maka divergensi tersebut dapat diartikan sebagai distribusi atau signal bearish yang artinya harga akan segera turun dan berbalik arah dari trend naik ke trend turun.


Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

0 komentar