CRYPTOCARYA MASSOIA
Masohi
atau Masoi (cryptocarya massoia) adalah jenis pohon yang
masih satu keluarga (family) dengan kayu manis. Populasi pohon masohi banyak ditemukan
di kawasan hutan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, meliputi daerah Nabire,
Kaimana, Fak-fak, Merauke, Jayapura, Sarmi. Tinggi pohon dapat mencapai 25
meter dengan diameter pohon sekitar 30 cm dan ketebalan kulit kayu mencapai 0,5
cm dengan
aroma wangi khas yang berasal dari kandungan minyak atsiri (massoia lactone).
Gambar : google image |
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007
tentang Hasil Hutan Bukan Kayu, kulit kayu masohi merupakan salah satu komoditi
hasil hutan bukan kayu penghasil minyak atsiri yang selama ini telah lama dimanfaatakan
oleh masyarakat di sekitar hutan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Harga patokan kulit kayu masohi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.64/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017
tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provinsi Sumber
Daya Hutan dan Ganti Rugi Tegakan, ditetapkan sebesar Rp27.500.000,00/Ton. Artinya
setiap pemanfaatan kulit kayu masohi yang berasal dari kawasan hutan dikenakan
pungutan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sebesar (6% x Rp27.500.000,00/Ton) = Rp1.650.000,00/Ton atau Rp1.650,00/Kg.
Gambar : dok. Demianus Fak-Fak |
Kulit kayu masohi belum sepopuler kulit kayu manis, tetapi khasiat keduanya hampir
sama. Ciri kulit kayu masohi bagian luar berwarna abu-abu dan bagian dalam
berwarna cokelat kemerahan. Kulit kayu masohi yang telah dikeringkan warnanya berubah
menjadi lebih tua dan agak kusam.
Kulit kayu masohi bersifat melebarkan pembuluh darah dan digunakan juga
sebagai bahan pewangi. Beberapa manfaat kulit kayu masohi untuk kesehatan
diantaranya untuk mengobati demam, melawan predasi serangga dan jamur, mengatasi
kejang perut, menghilangkan nyeri persendian dan rematik, digunakan sebagai
herba setelah melahirkan untuk memulihkan vitalitas, melebarkan pembuluh darah,
mengatasi insomnia, membantu mengobati hipertensi, meringankan sakit kepala, mengatasi
penyakit organ pernafasan.
Dari berbagai sumber penelitian disebutan bahwa kandungan senyawa kimia
yang terdapat dalam kulit kayu masohi adalah benzil benzoat, benzil salisilat,
goniothalamin, heptyl-lakton, dan nonyllakton. Kandungan kulit kayu masohi ini
ditemukan sebagai senyawa aktif sitotoksik yang baik, sehingga manfaat kulit kayu
masohi untuk kesehatan dapat digunakan sebgai herba secara maksimal.
Gambar : dok. Demianus Fak-Fak |
Dengan berbagai macam kegunaan
dan khasiat seperti telah disebutkan di atas, maka tidak heran jika kemudian
harga kulit masohi di pasar dihargai tinggi. Harga kulit masohi kering di gerai
online “Bukalapak” dihargai Rp85.000,00 – Rp95.000,00 per kilogram atau Rp85
juta – Rp95 juta per Ton. Bahkan untuk kulit masohi kering berkualitas super
(berwarna kuning cerah dan ukuran seragam) harganya mencapai Rp135.000,00/kg.
Berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) Kulit Masohi Nomor SNI 7941 : 2013, persyaratan umum
perdagangan kulit kayu masohi terbagi ke dalam 2 (dua) persyaratan yaitu
persyaratan umum dan persyaratan khusus.
Persyaratan umum
meliputi : Bau khas masohi (seperti aroma kelapa)-rasa getir, warna coklat
kekuningan sampai coklat tua, kekeringan kulit masohi ditunjuukan dengan
keadaan kulit yang patah bila dibengkokkan dan berbunyi keras, tekstur kulit
bagian dalam halus, kulit bagian dalam jika digores akan timbul minyak dan
mengeluarkan aroma khas masohi (seperti aroma kelapa) yang menjadi ciri khas
kulit masohi, kadar air maksimal 12%, bebas jamur, tidak boleh ada kotoran.
Persyaratan khusus untuk
penggunaan sebagai bahan baku pembuatan jamu meliputi : panjang ≥ 15 cm,
lingkar luar gulungan kulit ≥ 3 cm, lebar kulit masohi ≥ 5 cm, komposisi serbuk
dan serpih ‹ 1%, kandungan serbuk ‹ 1%, tebal kulit › 4 mm, kadar minyak tidak
ditentukan.
Persyaratan khusus untuk
penggunaan sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri meliputi : panjang ≥ 5
cm, lingkar luar gulungan kulit ≥ 3 cm, lebar kulit masohi › 0,5 cm, komposisi
serbuk dan serpih tidak ditentukan, kandungan serbuk ‹ 1%, tebal kulit tidak
ditentukan, kadar minyak › 1,6%.
Demikian,
mudah-mudahan bermanfaat.
bisa gak masohi ini dikembangkan di tempat lain
ReplyDeletemestinya bisa, meski dia ini endemik maluku dan papua
DeleteBeli bibitnya dimana bos?
ReplyDelete