Wednesday, April 6, 2016

Karakter Sektor Industri

MENGENALI BEBERAPA KARAKTER SEKTOR INDUSTRI DI BURSA SAHAM INDONESIA SERTA HAL-HAL YANG MEMPENGARUHINYA

Saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini dikelompokan ke dalam 9 (sembilan) sektor yaitu ; Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti dan Konstruksi, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa. Karakter masing-masing sektor tersebut beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1.  PERTANIAN;
Meliputi bidang pertanian, perkebunan, perikanan dengan dominan perkebunan (CPO), a.l. #AALI, #LSIP, #SSMS, #BISI. Karena orientasi pasarnya eksport maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas (CPO/Jagung) dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi pemerintah (pajak eksport), dan permintaan dari negara importir terutama China. Faktor iklim juga berpengaruh dimana musim hujan suply sawit menurun, maka harga CPO kemungkinan besar ikut naik juga.

Sebagai substitusi minyak (biofuel) saham-saham CPO dipengaruhi juga oleh harga minyak dunia, oleh karena itu disaat harga minyak mentah dunia turun, harga CPO biasanya tertekan.

2.  PETAMBANGAN;
Meliputi batubara, logam, minyak dan gas, a.l. #PTBA, #ADRO, #ITMG, #ANTM, #TINS, #MEDC, #ELSA, #INCO. Karena orientasi pasarnya eksport maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas (batubara/logam/migas) dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi pemerintah (pajak eksport), dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mempengaruhi permintaan dari negara importir. Jika kondisi ekonomi dunia membaik maka permintaan komoditas dan energi juga ikut naik. Pengaruh paling nyata sekarang ini terasa pada batubara. Jika kondisi ekonomi dunia sedang lesu, harga minyak mentah dunia sedang anjlok, maka harga batubara sebagai substitusi minyak menjadi tertekan karena kurangnya permintaan dari negara konsumen.

3.  INDUSTRI DASAR;
Meliputi pengolahan logam, keramik, semen, pulp/kayu, pakan ternak, kimia, plastik,a.l. #KRAS, #ISSP, #ARNA, #SMGR, #INKP, #INTP, #CPIN, #LTLS, #IPOLSektor ini biasanya terkait dengan sektor lain. Misalnya semen dan besi/baja berkaitan dgn property dan infrastruktur, jika property dan infrastruktur meningkat maka semen ikut meningkat pula. Emiten dengan bahan baku import (pakan ternak) dipengaruhi nilai tukar Rupiah, atau isu flu burung/unggas.

4.  ANEKA INDUSTRI;
Didominasi adalah otomotif dan komponennya, lalu ada tekstil, kabel, juga elektonik. Sektor ini sangat tergantung suku bunga bank dan inflasi karena industri ini padat modal. Semain tinggi suku bunga inflasi dan inflasi maka biaya meningkat dan penjualan menurun karena penjualan biasanya dibiayai oleh kredit lembaga pembiayaan.
Juga kebijakan pemerintah tentang harga BBM, aturan uang muka kredit kendaraan, aturan kandungan lokal dalam negeri. Pengaruh lain yaitu pelemahan Rupiah karena sebagian bahan baku/komponen masih import yang akan meningkatka biaya produksi.

Emiten dengan produk layanan purna jual (spare part) sebetulnya cukup menjanjikan, dalam periode waktu tertentu kita pasti ganti oli, ganti accu, ban, bahkan ganti kaca, atau komponen lainnya, namun entah kenapa emiten ini sahamnya kurang likuid. Emiten seperti #AUTO, #SMSM, #MASA, #NIPS kurang liquid, yang jago hanya #ASII.

5.  KONSUMSI;
Meliputi makanan dan minuman ada #ICBP, #MYOR, #AISA, rokok ada #GGRM, toiletris ada #UNVR, farmasi ada #KLBF, #KAEF, juga kosmetik ada #MRAT. Sektor ini dikenal defensif di segala kondisi karena produknya entah itu murah atau mahal tetap dibutuhkan orang untuk keperluan sehari-hari. Saham sektor ini favorit para investor jangka panjang. Namun sayangnya tidak semua saham di sektor ini liquid. Saham sektor ini diuntungkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar dan pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat, dan itu adalah konsumen.

Contoh; meskipun peredaran rokok dibatasi disana-sini tapi karena jumlah perokok yang banyak, maka kebutuhan akan rokok tetap tinggi. Contoh lainnya adalah kebijakan pemerintah yang memprioritaskan kesehatan pasti dibutuhkan obat-obatan yang banyak. Namun khusus sektor farmasi terpengaruh juga dengan fluktuasi Rupiah karena bahan baku sebagian besar masih import. Khusus #KLBF sebetulnya sangat menjanjikan karena produknya terdiversifikasi ke dalam produk pengobatan, juga produk kesehatan (suplemen).

6.  PROPERTI;
Sektor ini dihuni oleh banyak emiten pengembang perumahan diantaranya #LPCK, #PWON, #CTRA, selain itu ada juga emiten konstruksi BUMN yaitu #ADHI, #WIKA, #PTPP, #WSKT, atau konstruksi swasta #TOTL, #DGIK, #NRCA. Sektor ini sangat tergantung kondisi ekonomi. Jika inflasi tinggi, bunga kredit naik, maka penjualan menurun. Setelah perbankan, sektor ini paling terdampak apabila suku bunga naik.

Untuk mensiasati itu sebaiknya kita pilih emiten properti yang mengembangkan bisnisnya ke sektor lain yang menghasilkan pendapatan berulang, misal hotel, mall, taman rekreasi. Emiten konstruksi BUMN berkorelasi dengan kebijakan dan anggaran pembangunan pemerintah, semakin besar budget pembangunan di APBN, maka semakin besar pula peluang emiten ini.

7.  INFRASTRUKTUR;
Meliputi infrastruktur energi seperti #PGAS, infrastruktur jalan seperti #JSMR, #CMNP, infrastruktur telekomunikasi seperti #TLKM, #ISAT, infrastruktur transportasi seperti #GIAA. Sektor ini sangat menjanjikan, misalnya gas kini jadi sumber energi harapan di masa yang akan datang, pembuatan jalan raya baru dan jalan tol mutlak diperlukan, transportasi udara sudah menjadi kebutuhan.
Hal yang berpengaruh adalah selain fluktuasi nilai Rupiah, yaitu kebijakan pemerintah mengenai penetapan harga gas, tarif tol, dan pengaturan frekuensi udara.

8.  KEUANGAN;
Sektor yang dihuni oleh emiten perbankan seperti #BBRI, #BMRI, #BBCA, lembaga pembiayaan seperti #ADMF, asuransi seperti #PNLF, dan perusahaan efek seperti #PADI, #KREN. Sektor ini nafasnya bursa saham, maka jika saham perbankan anjlok IHSG pun jeblok, begitu juga sebaliknya.

Sektor ini sensitif dengan isu ekonomi, suku bunga, inflasi, dan kebijakan Bank Indonesia. BI Rate, bunga bank, dan inflasi yang naik/turun berpengaruh terhadap daya beli konsumen hampir di semua sektor usaha. Contoh jika suku bunga turun, bisa jadi penjualan otomotif meningkat, maka perusahaan pembiayaan juga akan meningkat kinerjanya. Namun di sisi lain pendapatan bank yang berasal dari bunga kredit akan menurun.

Pada saat kondisi makro dan mikro ekonomi bergairah, pelaku usaha pun berekspansi, cari modal salah satunya berasal dari pinjama di bank, maka perbankan pun bergairah. Jika ekonomi lesu, pelaku usaha menahan ekspansi, perbankan pun terdampak pula.

9.  PERDAGANGAN;
Dihuni pedagang besar seperti #UNTR, retailer seperti #MPPA, #RALS, #ACES, restoran, hotel, pariwisata seperti #PANR, jasa komputer seperti #MTDL. Sektor ini terpengaruh dengan kondisi usaha sektor lain yang terkait, misalnya #UNTR yang jualan alat berat ke emiten batubara terpengaruh dengan kondisi pasar batubara yang sedang lesu, sektor ritel terpengaruh dengan moment tertentu misalnya hari raya, yang pada saat itu penjualan #MPPAdan #RALS meningkat drastis.

Sub sektor pariwisata dan perhotelan terpengaruh dengan pertumbuhan kelas ekonomi menengah, gaya hidup, dan kondisi ekonomi secara umum. Di saat ekonomi meningkat sub sektor ini bisa menjadi kebutuhan, tapi di saat ekonomi lesu sub sektor ini mungkin hanya akan menjadi pilihan. Karena kebutuhan akan telekomunikasi yang semakin hari semakin meningkat, maka retail seperti #ERAA, #TELE punya peluang dan prospek yang bagus.
Gambar : google image
BEBERAPA KESIMPULAN KORELASI;
Naik/turunnya sektor property dan infrastruktur akan mempengaruhi naik/turunnya sektor industri dasar. Jika sektor keuangan bergairah/lesu maka sektor property, perdagangan, aneka industri ikut bergairah/lesu. Sektor pertanian (CPO), pertambangan (migas, logam dan batubara) cenderung independen mengikuti kondisi ekonomi global. Sektor konsumsi cenderung independen dan defensif.

Setelah mengenali sebagian kecil karakter sektor industri, sekarang kita mencoba mengenali pergerakan/pertumbuhan sektor-sektor industri tadi. Kita mengenal ada 4 tahap pertumbuhan industri, yaitu tahap awal pertumbuhan (introduction), masa bertumbuh (growth), masa stabil/matang (maturity), dan masa penurunan (decline). ada beberapa ciri dari keempat tahapan pertumbuhan tersebut.
a.  Masa awal pertumbuhan (introduction) ditandai dengan modal investasi yang besar, bahkan hutang pun besar, volume penjualan masih kecil sehingga keuntungan pun masih kecil pula.
b.  Masa pertumbuhan (growth) ditandai dengan ekspansi usaha, keuntungan meningkat, industri dan produknya mulai dikenal luas.
c.   Masa stabil/matang (growth) ditandai dengan skala usaha sudah maksimal (ekspansi berkurang/terhenti), keuntungan stabil, terjadi kompetisi harga dengan pemain lain di industri yang sama, maka untuk survive biasanya ada iovasi produk.
d.  Masa penurunan (decline); ditandai dengan penurunan penjualan, keuntungan pun mulai mengecil, dan pada saatnya kegiatan usaha akan terhenti.

Berdasarkan uraian di atas, mari kita meraba-raba kira-kira sektor-sektor industri tadi di atas saat ini berada di posisi mana :

1)  Pertanian/perkebunan (CPO) dengan permintaan produk di pasar dunia yang mulai menurun, umur tanaman yang semakin tua, dan semakin suitnya mencari lahan, ada di posisi mana.
2)  Pertambangan batubara, migas, dan logam dengan permintaan dunia yang sedang turun dan cadangan sumber daya alam (minyak) yang semakin terbatas, ada di posisi mana.
3)  Industri dasar/kimia dengan produk yang stabil dan permintaan stabil ada di mana.
4)  Aneka industri/otomotif dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak dan persaingan produk antar sesama produsen yang semakin ketat, posisinya ada di mana.
5)  Konsumsi dengan jumlah penduduk yang terus bertambah ada di posisi mana.
6)  Property dan konstruksi dengan pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang meningkat ada di mana.
7)  Infrastruktur dengan kebutuhan yang semakin meningkat (sarana/prasarana jalan), bandara, pelabuhan terutama dengan banyaknya proyek pemerintah, posisinya ada di mana, dan khusus telekomunikasi dengan persaingan yang semakin ketat, ada di mana.
8)  Keuangan/perbankan dengan pertumbuhan industri dan jumlah penduduk yang semakin banyak posisinya ada di mana.
9)  Perdagangan dengan banyaknya barang import yang masuk dan menjamurnya gerai-gerai produk serta jumlah penduduk yang terus bertambah, ada di posisi mana.

Silakan disimpulkan dengan analisa dan cara pandang kita masing-masing sebagai bahan pertimbangan untuk pilihan berinvestasi saham di sektor mana saja agar didapat peluang yang besar dan keuntungan yang optimal.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

1 Response to "Karakter Sektor Industri"