Saturday, November 10, 2018

Melihat ICBP (bagian satu dari dua tulisan)


MELIHAT ICBP
(bagian satu dari dua tulisan)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan pada tanggal 2 September 2009 dengan jumlah saham dasar sebanyak 15.000.000.000 lembar. Modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pendirian ICBP sebanyak 4.664.763.000 lembar dengan harga saham dasar Rp100/lembar sehingga ekuitas awal ICBP sejumlah Rp466.476.300.000. Pada saaat didirikan, pemegang seluruh saham ICBP adalah induk usahanya sendiri yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Gambar : google image
Beberapa produk ICBP yang sudah sangat familiar di tengah-tengah masyarakat diantaranya yaitu mie instan kemasan merk Indomie yang bisa didapatkan konsumen dengan sangat mudah dan harganya yang sangat terjangkau. Selain mie instan, produk ICBP lainnya adalah bumbu dapur dan sejenisnya. 

Pada tanggal 7 Oktober 2010, ICBP melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melakukan penawaran saham ke publik sebanyak 1.166.191.000 lembar setara dengan 25% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Harga saham yang ditawarkan pada saat IPO sebesar Rp5.395/lembar, dengan demikian ICBP dapat tambahan modal baru hasil IPO sejumlah Rp6.291.600.445.000. Pasca IPO jumlah saham beredar ICBP menjadi sebanyak (4.664.763.000 lembar + 1.166.191.000 lembar) = 5.830.954.000 lembar dengan komposisi pemegang saham yaitu INDF sebesar 80% dan publik sebesar 20%.

Pada tanggal 26 Juli 2016 ICBP melakukan stock split saham dengan rasio 1 : 2, artinya setiap 1 lembar saham lama sebelum stock split ditukar menjadi 2 lembar saham baru setelah stock split, oleh karena itu jumlah saham beredar pasca stock split menjadi sebanyak (5.830.954.000 lembar x 2) = 11.661.908.000 lembar. Dari jumlah saham tersebut, INDF selaku induk ICBP mengempit sebanyak 9.329.526.000 lembar sedangkan publik sebanyak 2.332.382.000 lembar.

Nilai Buku/Book Value (BV) ICBP per Kuartal III-2018 (30 September 2018) sejumlah Rp1.880 sehingga ekuitasnya adalah sejumlah Rp21.924.387.040.000. Sementara itu pada saat yang sama liabilitas (kewajiban/utang) ICBP sejumlah Rp11.896.918.000.000 atau sebesar 54,26% terhadap ekuitasnya. Dengan demikian asset ICBP per Kuartal III-2018 (30 September 2018) sejumlah Rp33.821.305.040.000.

Harga ICBP pada penutupan hari terakhir bursa di Kuartal III-2018 yaitu tanggal 28 September 2018 sebesar Rp8.825/lembar, maka kapitalisasi pasar/market capital (MC) ICBP pada saat bersamaan adalah sejumlah Rp102.916.338.100.000.

Profil singkat struktur keuangan ICBP per Kuartal III-2018 (30 September 2018) adalah sebagai berikut :
a.  Asset (ekuitas + liabilitas)       : Rp33.821.305.040.000.
b.  Ekuitas (modal bersih)             : Rp21.924.387.040.000.
c.   Liablitas (kewajiban/utang)      : Rp11.896.918.000.000.
d.  Kapitalisasi Pasar                    : Rp102.916.338.100.000.

Data di atas memperlihatkan bahwa peningkatan ekuitas awal ICBP didirikan selama kurang lebih 9 tahun lalu sampai dengan Kuartal III-2018 tumbuh sebesar 4.600%, sedngkan asset tumbuh sebesar 7.150,38%.

Sekarang kita hitung, berapa lonjakan pertumbuhan (growth) kekayaan INDF di ICBP pada posisi tanggal 30 September 2018 berdasarkan asset, ekuitas dan kapitalisasi pasar dibanding dengan kekayaan INDF di ICBP pada saat didirikan.

Dengan total aset sejumlah Rp33.821.305.040.000 maka asset setiap lembar saham ICBP senilai Rp2.900,15/lembar, sehingga asset INDF di ICBP adalah sejumlah (Rp2.900,15 x 9.329.526.000 lembar) = Rp27.057.042.871.939,20. Setelah dikurangi dengan asset awal pada saat pendirian ICBP sejumlah Rp466.476.300.000, maka asset INDF di ICBP sejumlah Rp26.590.566.571.939,205, tumbuh sekitar 5.700,30% selama kurang lebih 9 tahun.

Namun perlu diingat bahwa asset itu terdiri dari dua komponen yaitu ekuitas dan liablitas (kewajiban/utang), oleh karena itu jika dipisahkan maka komposisi ekuitas dan liabilitas INDF di ICBP sebagai berikut :
a.  Ekuitas ICBP sejumlah Rp21.924.387.040.000 maka BV ICBP sebesar Rp1.880/lembar, sehingga kekayaan INDF di ICBP adalah sejumlah (Rp1.880 x 9.329.526.000 lembar) = Rp17.539.508.880.000. Kemudian setelah dikurangi dengan modal awal pada saat pendirian ICBP sejumlah Rp466.476.300.000, maka modal bersih INDF di ICBP berdasarkan ekuitas adalah sejumlah Rp17.073.032.580.000, tumbuh sekitar 3.660% selama kurang lebih 9 tahun.
b. Total Liabilitas ICBP sejumlah Rp11.896.918.000.000 maka liabilitas ICBP sebesar Rp1.020,15/lembar, sehingga liabilitas INDF di ICBP adalah sejumlah (Rp1.020,15 x 9.329.526.000 lembar) = Rp9.517.533.991.939,23. Dengan demikian maka pada saat ICBP dinyatakan default kemudian pailit, maka ekuitas INDF di ICBP tersisa sejumlah (Rp1.880 – Rp1.020,15 x 9.329.526.000 lembar) = Rp8.021.974.888.060,77, kondisi tersebut bisa dikatakan “masih sangat sehat”, dalam artian bahwa saat ICBP dinyatakan bangkrut (tutup) sekali pun INDF tidak perlu menanggung utang. Bahkan jika dikurangi dengan modal awal yang ditempatkan di ICBP, ekuitasnya masih tumbuh sejumlah (Rp8.021.974.888.060,77 - Rp466.476.300.000) = Rp7.555.498.588.060,77.

Pada harga saat penutupan hari terakhir bursa pada Kuartal III-2018 yaitu tanggal 28 September 2018 harga saham ICBP sebesar Rp8.900/lembar, maka kekayaan INDF di ICBP adalah sejumlah (9.329.526.000 lembar x Rp8.900) = Rp83.032.781.400.000. Setelah dikurangi modal awal pada saat ICBP didirikan sebesar Rp466.476.300.000, maka kekayaan INDF di ICBP berdasarkan kapitalisasi pasar adalah sejumlah Rp82.566.305.100.000, tumbuh sebesar 17.700% selama kurang lebih 9 tahun.

Tentu saja ICBP adalah super company bagi INDF selaku pendiri. Bagaimana jika dilihat dari sudut pandang investor saham (publik)?. Karena sudut pandangnya dari kacamata investor saham, maka kita hanya akan menghitungnya berdasarkan kapitalisasi market.

Untuk melihat ICBP dari sudut pandang investro saham, kita akan bahas pada kesempatan selanjutnya.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

0 komentar