Tuesday, December 25, 2018

Analisis Itu Mutlak

ANALISIS ITU MUTLAK

Dalam berinvestasi, analisis merupakan hal mutlak yang diperlukan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu industri (bisnis) dijadikan sarana berinvestasi, misalnya analisis mengenai jangka waktu pengembalian modal, tingkat imbal hasil investasi, atau tingkat resiko investasi. Apabila investasi tidak didahului dengan analisis, tentu bakal tak tentu arah.
Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan relatif lebih tinggi daripada instrumen investasi lainnya, namun tingkat resikonya pun tinggi pula, sesuai adagium high risk high return. Dalam investasi saham, tanpa analisis yang memadai, kemungkinan resiko rugi akan lebih besar dibandingkan dengan proyeksi keuntungan.  
Dalam bursa saham dikenal analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental biasanya dilakukan oleh para investor (trader jangka panjang) dan analisis teknikal digunakan oleh para trader (jangka pendek). Analisis fundamental lebih kepada analisis kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sedangkan analisis teknikal lebih kepada analisis pergerakan harga dalam jangka pendek.
Jika analisis fundamental berkutat seputar rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan perusahaan/emiten, maka analisis teknikal berkutat seputar signal entry (beli) dan exit (jual) dalam jangka pendek. Alat analisis yang digunakan dalam analisis teknikal lebih dinamis, bahkan untuk mengukur pergerakan harga dalam jangka sangat pendek (harian). Contoh alat analisis teknial yang banyak digunakan diantaranya; moving average convergence divergence (MACD), comodity chanel index (CCI), stochastic oscilator, ichimoku kinko hyo, dan lain-lain.
Dalam analisis fundamental, banyak model yang bisa digunakan, namun akan lebih mengena jika analisis tersebut berurutan dari ruang lingkup yang lebih luas ke ruang lingkup yang lebih sempit. Dalam analisis model ini akan didapatkan gambaran suatu kondisi bisnis di tengah-tengah lingkungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Gambar : google image
Ruang lingkup analisis yang lebih luas disebut analisis makro meliputi kondisi perekonomian global dan kondisi perekonomian domestik suatu negara. Perlu diketahui apakah ekonomi sedang tumbuh bagus, atau stagnan/flat, atau malah sedang menuju krisis, atau bahkan sedang terjadi krisis. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi dunia bisnis terutama kebijakan-kebijakan yang diambil oleh negara-negara yang secara ekonomi berpengaruh terhadap banyak negara di dunia, misalnya Amerika Serikat, China, Jepang, Uni Eropa.
Begitu pun kondisi ekonomi domestik suatu negara berpengaruh ke bursa saham, jika sedang bagus akan berpengaruh positif, dan jika sebaliknya pengaruhnya pun akan negatif. Banyak parameter yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi domestik suatu negara, misalnya pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan per kapita, kondisi neraca perdagangan, neraca pembayaran, tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kesempatan kerja.
Selanjutnya analisis ruang lingkup yang lebih sempit disebut analisis sektor industri. Perlu diketahui kondisi sektor industri terkini, apakah baru mulai tumbuh, atau sedang tumbuh bagus, tengah jenuh, atau sedang menurun. Hasil analisis ini bisa digunakan untuk mengukur perkembangan keberlangsungan usaha sektor industri yang bersangkutan ke depannya.
Dalam prakteknya pertumbuhan sektor industri yang satu dengan sektor industri lainnya tidaklah sama. Tentu saja sektor industri yang sedang tumbuh bagus lah yang dijadikan pilihan. Sektor industri yang sedang tumbuh bagus biasanya ditandai dengan banyaknya investasi baru dan kegiatan ekspansi.
Apabila berdasarkan hasil analisis makro dan analisis sektor industri telah didapatkan peluang investasi yang bagus, selanjutnya lakukan analisis dengan ruang lingkup yang lebih sempit lagi yaitu analisis mikro. Analisis mikro dilakukan untuk dapat menemukan emiten yang cocok (bakal menguntungkan) dijadikan tempat berinvestasi. Dapatkan emiten yang bidang usahanya sedang inline dengan peluang investasi sesuai hasil analisis makro dan analisis sektor industri sebelumnya.
Lakukan kembali analisis terhadap emiten tersebut mengenai manajemen, kinerja usaha, kinerja keuangan, kompetitor usaha, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibanding kompetitornya, strategi bisnisnya, aksi korporasi yang dilakukan, dan lain-lain. Dapatkan emiten yang punya keunggulan lebih dibandingkan dengan kompetitornya.
Langkah berikutnya yang tidak kalah penting adalah menemukan emiten yang harga sahamnya masih dibawah nilai wajarnya. Emiten tersebut bisa didapatkan dengan cara mengetahui rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangannya, misalnya PER, PBV, EPS, rasio utang terhadap ekuitasnya (DER), dan rasio-rasio keuangan lainnya.
Intinya adalah cari emiten yang bidang usahanya (sektor industrinya) sedang inline dengan kondisi ekonomi makro, kemudian paling unggul di sektornya, dan harganya paling murah. Namun jika yang terbagus ternyata bukan yang termurah, maka pilihlah yang paling prospektif meskipun relatif lebih mahal.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

0 komentar