Thursday, March 31, 2016

Support dan Resistance


SUPPORT DAN RESISTANCE

Pada dasarnya penggunaan seluruh indikator analisis teknikal dalam trading saham adalah untuk menentukan support dan resistance dalam suatu trend pergerakan harga. Support (S) adalah batas dimana diperkirakan harga tidak akan turun lagi (dalam periode tertentu), sedangkan Resistance (R) adalah batas dimana diperkirakan harga tidak akan naik lagi (dalam periode tertentu). Namun demikian, dalam prakteknya, harga bisa bergerak bebas tanpa ada yang dapat memperkirakannya secara pasti, bisa saja harga menembus S (breakdown) maupun R (breakout).

S/R biasanya diilustrasikan berupa garis lurus imajinatif yang menghubungkan titik harga tertentu dengan titik harga tertentu lainnya. Titik low ke low (L-L) atau high ke high (H-H), bisa dengan garis menyilang (diagonal) dalam suatu trend pergerakan harga seperti dalam trendline, atau bisa juga berupa garis mendatar (horizontal) diantara range harga tertentu seperti dalam Fibonacci retracement. Apabila garis S/R tersebut berulang kali disentuh dan tidak dapat dilewati oleh harga, maka S/R tersebut bisa dikatakan sebagai S/R yang kuat.

Gambar : google image
S/R berguna untuk menentukan titik entry (buy) maupun titik exit (sell) yang tepat agar didapat profit yang maksimal. Selain itu S/R berguna juga untuk meminimalkan resiko kerugian melalui penetapan titik stop loss (SL). Penentuan S/R perlu dibarengi juga dengan adanya kemungkinan lain ketika terjadi perubahan trend harga yang sedang berlangsung yang mengakibatkan berubahnya titik S/R oleh penembusan level S/R (breakout/breakdown) dalam trend pergerakan harga.

Ketika harga pada penutupan hari bursa menembus level R (breakout) maka R tadi berubah menjadi level S baru pada range harga yang baru di atasnya, demikian juga ketika harga pada penutupan hari bursa menembus level S (breakdown) maka S tadi berubah menjadi level R baru pada range harga yang baru di bawahnya.

Apabila suatu S yang kuat atau sangat kuat ditembus (breakdown), biasanya akan berubah menjadi R yang kuat atau sangat kuat pula pada range harga baru di bawahnya, demikian juga dengan R kuat atau sangat kuat ditembus (breakout), biasanya akan menjadi S yang kuat atau sangat kuat pula pada range harga baru di atasnya.

Untuk menghindari false breakout atau breakdown, sebagian trader biasanya menetapkan konfirmasi setelah 3 (tiga) hari atau kenaikan/penurunan harga sebesar  3%. Artinya jika selama 3 (tiga) hari setelah breakout harga tetap bertahan di atas S yang baru, atau harga naik sudah sampai sebesar 3% (rule dari Pak Satrio Utomo - @RencanaTrading), maka berakout tersebut terkonfirmasi (bukan false breakout), begitu pun sebaliknya apabila terjadi breakdown.  Setelah menembus level S/R, trend harga cenderung akan melanjutkan pergerakannya.

Penggunaan alat (tools) dan metode untuk menentukan S/R, bisa kita dapatkan atau kita temukan di buku-buku atau laman web tertentu yang membahas mengenai analisa teknikal. Beberapa dantaranya adalah sebagai berikut : 

a.  Dengan cara manual.
Metoda ini tergolong sederhana, anda hanya perlu melihat trend dan pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian menarik garis lurus dari titik tertinggi harga yang satu ke titik tertinggi harga lainnya, sehingga terlihat garis R. Begitu pun dalam menetukan S, anda hanya perlu melihat trend dan pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian menarik garis lurus dari titik terendah harga yang satu ke titik terendah harga lainnya.
Periode yang diproyeksikan sebaiknya tidak terlalu panjang agar range S/R tidak terlalu lebar, akan tetapi jangan juga terlalu pendek yang akan membuat kita menjadi sulit menentukan titik entry maupun exit karena range harga yang sempit. Penarikan garis ini bisa garis mendatar (horizontal) dalam trend sideways atau pun menyilang (diagonal) dalam trend bullish/bearish.
Dalam penarikan garis S/R secara horizontal, pertama-tama tentukan titik low dalam suatu retracement sebagai S, kemudian tarik garis lurus secara mendatar dan hubungkan dengan titik low berikutnya. selanjutnya tentukan titik high dari retracement tadi sebagai R, kemudian taris garis lurus secara mendatar sejajar dengan garis S dan hubungkan dengan titik high lainnya. Berikut contoh penarikan garis S/R secara manual dalam bentuk garis horizontal ;



Dalam penarikan garis S/R secara diagonal dalam trend turun, pertama-tama tentukan titik low dalam suatu retracement sebagai S, kemudian tarik garis lurus secara menyilang dan hubungkan dengan titik low berikutnya. Selanjutnya tentukan titik high dari retracement tadi sebagai R, kemudian taris garis lurus secara menyilang sejajar dengan garis S dan hubungkan dengan titik high berikutnya. Berikut contoh penarikan garis S/R secara manual dalam bentuk garis diagonal dalam trend turun ;
  


Dalam penarikan garis S/R secara diagonal dalam trend naik, pertama-tama tentukan titik low dalam suatu retracement sebagai S, kemudian tarik garis lurus secara menyilang dan hubungkan dengan titik low berikutnya. Selanjutnya tentukan titik high dari retracement tadi sebagai R, kemudian taris garis lurus secara menyilang sejajar dengan garis S dan hubungkan dengan titik high berikutnya. Berikut contoh penarikan garis S/R secara manual dalam bentuk garis diagonal dalam trend naik ;



b.  Dengan menggunakan Fibonacci Retracement (FR).

Pada metode ini, penentuan S/R dilakukan dengan cara menarik garis dari titik tertinggi ke titik terendah atau sebaiknya dari titik terendah ke titik tertinggi dalam suatu trend periode tertentu.

Dalam trend turun dan berbalik arah, penarikan garis FR dilakukan dari titik tertinggi ke titik terendah harga (H-L). Dalam contoh gambar di bawah ini, penarikan garis Fibonacci retracement dilakukan dari titik A ke titik B ke arah bawah.



Sedangkan dalam trend naik dan berbalik arah, penarikan garis FR dilakukan dari titik terendah ke titik tertinggi harga (L-H). Dalam contoh gambar di bawah ini, penarikan garis Fibonacci retracement dilakukan dari titik A ke titik B ke arah atas.



Perhatikan trend pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian tarik garis H-L atau L-H. Sama seperti pada penggunaan metode manual, dalam penggunaan FR pun periode yang diproyeksikan sebaiknya tidak terlalu panjang agar range S/R tidak terlalu lebar, akan tetapi jangan juga terlalu pendek yang akan membuat kita menjadi sulit menentukan titik entry maupun exit, karena range harga yang sempit.

c.   Dengan menggunakan Pivot Point (PP).
Pivot point terdiri dari 5 level, yaitu :
R2 - Resistance Kedua
R1 - Resistance Pertama
PP - Pivot Point
S1 - Support Pertama
S2 - Support Kedua 

Pivot point merupakan perhitungan rata-rata dari penjumlahan angka Open, High, Low dan Close (O-H-L-C) dalam 1 (satu) hari bursa, dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

R2 = P + (H - L)
R1 = (2 x P) – L
PP = (O + H + L + C) / 4
S1 = (2 x P) – H
S2 = P - (H - L)



Cara menggunakan Pivot Point
a.    Jika harga open di atas PP, maka harga cenderung di atas PP dan bergerak mendekati R1, anda dapat melakukan posisi sell ketika harga mendekati R1 dan memantul ke bawah. Jika hara open di bawah PP, maka harga cenderung berada di bawah PP dan bergerak mendekati S1, anda dapat melakukan posisi buy ketika harga memantul ke atas dari S1.
b.    Jika harga tidak mampu menembus R1, maka harga cenderung berbalik ke S1, anda dapat melakukan posisi sell ketika harga mendekati R1, sebaliknya jika tidak mampu menembus S1 harga cenderung berbalik ke R1, anda dapat melakukan posisi buy ketika harga memantul dari S1.

c.    Jika harga dibuka pada R2 (gap up) atau S2 (gap down), maka harga cenderung akan kembali mendekati PP. Apabila open gap up, anda dapat menunggu ayunan harga ke bawah mendekati PP untuk melakukan buy. Apabila open gap down, anda dapat menunggu ayunan harga ke atas mendekati PP untuk melakukan sell.
d.    Jika harga semula di bawah PP kemudian naik menembus ke atas PP, anda dapat membuka posisi beli karena pasar menjadi bullish. Jika harga semula di atas PP kemudian turun menembus ke bawah PP, anda dapat membuka posisi jual karena pasar menjadi bearish.
e.    Jika harga bolak balik berada di sekitar PP, maka hal tersebut menunjukan bahwa trend pasar sedang mendatar/flat (sideways), sebaiknya anda keluar dari market untuk masuk di saham lain yang sedang dalam trend naik.
Beberapa contoh penggunaan S/R di atas hanya sebagian kecil dari berbagai macam metoda lainnya yang biasa digunakan dalam trading saham, anda hanya tinggal memilih tools dan metoda yang tepat dengan gaya trading anda.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

0 komentar