Sunday, January 6, 2019

PT. Indofood Consumer Branded Products Sukses Makmur Tbk

PT. INDOFOOD CONSUMER BRANDED PRODUCTS SUKSES MAKMUR Tbk
Gambar : google image
Pada awal tahun 2018, IHSG sempat mencapai harga tertingginya sebesar Rp6.693,47. Namun pada hari terakhir bursa di tahun 2018 (tanggal 28 Desember 2018), IHSG melemah dan ditutp pada harga Rp6.194,50. Jika dibandingkan dengan penutupan IHSG tahun 2017 pada harga Rp6.355,65, penurunan di akhir tahun 2018 sebesar Rp161,66 atau setara dengan 2,54%.
Data historis IHSG sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp2.490,99 dari semula Rp3.703,51 menjadi Rp6.194,50, kenaikannya setara dengan 67,26%. Sedangkan pada harga tertinggi yang pernah dicapainya, kenaikan IHSG mencapai sebesar Rp2.989,95 dari semula Rp3.703,51 naik ke Rp6.693,57 atau setara dengan 80,73% selama 8 (delapan) tahun.
Data historis harga saham PT. Indofood Consumer Branded Products Sukses Makmur Tbk (ICBP) sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp8.112,50 dari Rp2.337,50 ke Rp10.450,00, kenaikannya setara dengan 347,06%. Sedangkan pada harga tertinggi yang pernah dicapai, kenaikan ICBP mencapai sebesar Rp8.487,50 dari Rp2.337,50 ke Rp10.825,00 setara dengan 363,10% selama 8 (delapan) tahun.
Kecuali di tahun 2017 (pasca stock split pertengahan tahun 2016 yang memang pada umumnya peregrekan harga saham melandai/sideways), prosentase kanaikan harga saham ICBP selalu di atas kenaikan IHSG. Harga saham ICBP pada periode tahun 2010-2018 belum pernah mengalami penurunan secara year on year (yoy). Bahkan di saat IHSG jatuh (minus), harga saham ICBP tetap tumbuh, tidak ikut-ikutan turun (minus). Padahal ICBP merupakan salah satu saham yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dengan bobot sebesar 2,67%.  
Data di atas menunjukan bahwa kinerja (baca kenaikan harga saham) ICBP lebih baik dibandingkan dnegan IHSG. Kemudian bagaimana kinerja kenaikan harga saham ICBP tersebut jika dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan perolehan laba bersihnya dan kenaikan ekuitasnya.
Catatan (*) :
EPS tahun 2018 disetahunkan, current EPS sampai dengan kuartal III-2018 sebesar Rp299,00.
Pada tahun 2013, ICBP mengalami penurunan laba bersih cukup dalam dibandingkan dengan perolehan laba bersih tahun sebelumnya (tahun 2012). Penurunanya mencapai – 48,40%. Pada tahun 2013 tersebut penjualan ICBP mencapai Rp25,01 triliyun, masih tumbuh dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp21,58 triliyun. Begitupun laba kotor meningkat dari Rp5,78 triliyun menjadi Rp6,45 triliyun. Namun akibat dari beban pokok yang meningkat, laba bersih ICBP mengalami penurunan.
Ekuitas ICBP sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2018 (bulan september 2018) tumbuh sebesar Rp12,56 triliyun dari semula Rp9,36 triliyun menjadi Rp21,93 triliyun atau setara dengan 134,70%.
Catatan (*) :
Ekuitas ICBP posisi kurtal III-2018 (bulan September 2018).
Meskipun laba bersih yang diraih tiap tahunnya sesekali kadang mengalami penurunan (bukan merugi)-dan faktnya lebih banyak naiknya, namun sama dengan harga sahamnya yang belum pernah turun secara YoY selama 8 (delapan) tahun terakhir ini, ekuitas ICBP pun terus mengalami pertumbuhan dengan rata-rata kenaikan sebesar 1,62 trilyun per tahun.

Dengan ekuitas sebesar Rp21,92 triliyun dan jumlah saham beredar sebanyak 11.661.908.000 lembar, maka nilai buku (book value) ICBP saat ini sebesar Rp1.879,91/lembar. Apabila anda membelinya saat penutupan hari bursa terakhir di tahun 2018 pada harga sebesar Rp10.450,00/lembar, maka rasio harga saham terhadap nilai buku (price to book value) atau PBV sebesar 5,56 kali. Artinya investasi anda akan mencapai break even point (BEP) atau kembali modal pada saat ekuitas ICBP mencapai sebesar Rp121,89 triliyun.
Dengan pencapaian rata-rata laba bersih per tahun sebesar Rp1,62 triliyun, maka untuk mencapai ekuitas sebesar Rp121,89 triliyun tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, perlu waktu yang panjang. Namun demikian, faktanya bahwa saham ICBP tetap saja diburu oleh para pelaku pasar (investor/trader), dan secara YoY harganya tidak pernah turun. Tidak lain adalah karena future valuenya yang bagus dan dikelola oleh manajemen yang kredibel.
Dan satu lagi, ICBP adalah salah satu market leader di sektornya yaitu sektor konsumsi (consumer goods) pada sub sektor makanan dan minuman (food and baverage) yang dikenal sebagai sektor yang tahan terhadap guncangan krisis (sektor defensif).  
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

0 komentar